Kamu Seperti Hantu

Betapa hebat trik yang dilakukan oleh para pengiklan. Bagaikan hantu, produk-produk yang kita sukai (bahkan dia pun bisa tahu) terus saja bermunculan di kolom iklan di media sosial. 

Saya semakin heran dengan cara-cara cerdas yang digunakan para pengiklan dalam mengiklankan produknya. Iya, hal ini baru saya sadari ketika saya pada waktu itu mengunjungi sebuah situs jual beli online. Di situs tersebut, saya menemukan suatu barang yang menarik perhatian saya. Bukan barang mahal, namun hanyalah sebuah buku. Buku ini memang sudah saya inginkan sejak lama. Di situs tersebut, saya hanya melihat-lihat, membaca reviewnya juga, serta melihat komentar-komentar para user mengenai buku tersebut. Sudah. Lalu saya langsung pergi dari situs tersebut, kemudian melanjutkan kembali hal lain yang saat itu sedang saya kerjakan.

"Advertising everywhere"

Hari berganti hari, bahkan saya pun sudah tak ingat lagi tentang buku yang menarik perhatian saya tersebut. Tapi, kemudian semuanya berubah ketika pada suatu malam saya sedang memandangi lini masa halaman facebook. Tiba-tiba saya melihat pada sisi kanan halaman, yaitu muncul iklan sebuah buku. Dan kalian pasti bisa menebak, buku yang muncul tersebut adalah buku yang memang sedang saya cari.

“Ini anehh. Pasti ini sulapp. Kok bisa yaa.”

iklan di mana-mana (facebook)
iklan di mana-mana (facebook)

Karena diingatkan kembali, maka rasa ingin memiliki tersebut langsung memuncak seketika. Saya langsung melakukan pencarian di Google mengenai buku tersebut. Selain itu, untuk lebih puas membaca review-reviewnya, saya juga mengunjungi salah satu situs review buku, yaitu Goodreads. Hal yang tak terduga pun terjadi. Goodreads ternyata juga menampilkan iklan mengenai buku tersebut.

“Kok serem ya. Kok kayak hantu sih. Ih takuttt.”

iklan di mana-mana (goodreads)
iklan di mana-mana (goodreads)

Haha iya bila dipikir-pikir mirip seperti hantu ya yang terus menghantui kita kemanapun kita berada. Namun sebenarnya ini bukan hantu, hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Bila dilihat dari dua kasus tersebut, Facebook dan Goodreads lah yang memegang peranan penting di sini. Ia membuat sebuah algoritma yang dilakukan untuk memunculkan produk-produk yang sebelumnya kita kunjungi. Sebelum itu, para pengiklan perlu bekerja sama terlebih dahulu dengan Facebook dan Goodreads dengan membayar sejumlah uang tertentu agar produk-produk yang diiklankan tersebut muncul pada halaman pengguna. Keren sekali, bukan?

Trik hebat yang dilakukan ini juga menyetuh sisi psikologis dari pengguna. Semakin sering kita melihat barang tersebut, maka biasanya semakin besar pula keinginan kita untuk memilikinya, yang pasti dengan cara membelinya agar para pengiklan tersebut diuntungkan akan hal tersebut.

Lalu bagaimana dengan kelanjutan cerita saya dengan dihantui buku-buku tersebut?

Sejak sebulan yang lalu saya memang sudah menginginkan buku ini. Saya juga sudah mencarinya ke beberapa toko buku yang biasanya saya kunjungi. Namun hasilnya selalu saja nihil. Mau tidak mau, salah satu cara yang tersisa yaitu membelinya secara online. Akhirnya saya melakukan hal tersebut. Selamat ya, kamu berhasil menghantui saya. 🙁

Ohya, bahkan sampai hari ini pun setiap saya membuka halaman Facebook, saya selalu melihat iklan buku tersebut. Hii seremm kan jadinya..

The following two tabs change content below.

mahisaajy

PMG Ahli Pertama, Bidang Manajemen Database at BMKG
Seorang pemuda luar biasa yang mempunyai hobi menulis, membaca, dan bermusik. Tertarik dengan bidang ilmu komputer untuk memecahkan beberapa persoalan. Co-Founder Triglav ID dan Co-Founder METLIGO. Sejak tahun 2018 bekerja di BMKG di bagian Pusat Database.

Leave a Reply

%d bloggers like this: