Setelah pada tulisan sebelumnya saya sempat membahas cahaya lampu yang “berkeliaran” di langit malam Kota Klaten, maka pada keesokan malamnya saya berkesempatan mendatangi sumber cahaya tersebut.
Jalanan malam itu memang sangat ramai sekali, karena memang bertepatan dengan malam takbiran bagi umat muslim. Hampir sepanjang jalan saya mendengar seruan “Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.. Laillahailallah Allahuakbar.. Allahuakbar Walillahilham.” Kebesaran-Nya dikumandangkan sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan dan untuk menyambut hari yang fitri (Idul Fitri) ini pada esok harinya. Belum lagi suara “Ronggg Ronggg” dari knalpot kendaraan yang sengaja di-“geber” oleh anak-anak muda tersebut. Semakin tambah ramai saja suasana di jalanan pada malam hari itu.
Saya menikmati sekali perjalanan ini. Dengan menaiki kendaraan tangguh milik Ayah, saya pun mengendarainya dengan penuh semangat. Batu-batuan dan jalanan yang berlubang, pun saya lalui dengan “mudahnya”. Paling-paling, para sepupu yang ikut pergi bersama saya, lambat laun mulai menegur saya. Mungkin saja karena saya mengendarainya dengan sedikit “ugal-ugalan”. Ya, harap dimaklumi saja.
Seringkali, kendaraan yang saya gunakan berada di belakang mobil dan motor anak-anak muda yang sedang menyerukan kebesaran Tuhan tersebut. Untungnya ada sepupu yang memberitahukan beberapa jalan pintas yang dapat dilalui untuk sampai kesana. Sehingga perjalanan kami terasa sedikit lancar.. car.. car..
Sesampainya disana, saya pun melihat langsung sumber cahaya yang mampu menerobos gelapnya langit malam tersebut. Cahayanya panjang sekali. Cahaya dari lampu senter tentu kalah jauh bila dibandingkan dengan cahaya tersebut. Sumber cahaya yang saya maksud ini berasal dari lokasi pasar malam yang ada di kota tercinta ini.
Dapat dibayangkan, betapa ramainya tempat yang sedaritadi hendak dituju ini. Mungkin saja inilah pusat kotanya. Mungkin.. Banyak sekali anak-anak muda yang mengitari tempat tersebut. Bahkan kebanyakan dari mereka yang berpasang-pasangan. Mereka bergandengan tangan di jalanan, mereka ber.. Ah, sudahlah. Bikin iri saja, mereka..
Suasana di dalamnya pun tak kalah ramainya dengan suasana di luar. Seperti pada kebanyakan pasar malam di kota-kota lainnya, pasar malam ini juga menyediakan arena bermain, makanan ringan, bahkan sedikit peraduan nasib juga ada disini.
Mengenai peraduan nasib, itu loh salah satunya permainan yang apabila kita berhasil memasukkan bola ping-pong ke dalam gelas, dan apabila berhasil masuk maka kita akan mendapatkan hadiah dari si pemilik permainan tersebut. Malam itu saya sempat mencobanya. Namun, alunan bola yang keluar dari tangan saya ternyata masih belum mampu menaklukan permainan tersebut. Mungkin di lain kesempatan saya akan mencobanya lagi, serta pulang dengan membawa semua hadiah yang ada. Tunggu saja kesempatan itu.
Secara keseluruhan, saya menikmati suasana disana. Sudah lama juga saya tidak menikmati indahnya pasar malam. Bukan karena gengsi, melainkan tidak adanya waktu yang tepat untuk bersenang-senang di tempat seperti itu. Beruntung kemarin saya merasakan kembali euforianya disana.
Yuk, lanjut bertakbir.
“Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.. Laillahailallah Allahuakbar.. Allahuakbar Walillahilham.”
Berikut salah dua dari foto-foto kami kemarin. 🙂
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024