Di dunia perkomputeran, yang selama beberapa tahun terakhir ini mulai saya dalami, saya mengenal 2 hal yang masing-masing memiliki perang penting, yaitu mengenai konsep dan implementasi. Konsep merupakan fondasi penting yang seharusnya dimiliki dan dijadikan pedoman. Dengan konsep yang baik, berarti memudahkan kita dalam melakukan implementasi.
Contohnya begini, si Pieter dalam mengerjakan sesuatu harus paham terlebih dahulu mengenai konsep yang hendak ia kerjakan. Ia mencari tahu sedalam-dalamnya selagi ia mampu. Ia melakukan hal tersebut karena satu asalan, yaitu kemudahan. Dengan telah digenggamnya konsep tersebut, ia ingin memudahkan kegiatan implementasinya.
Mahasiswa-mahasiswa pun tak lepas dari tuntutan akan hal tersebut. Beberapa ada yang menguasai konsepnya saja, beberapa lagi ada yang menguasai implementasinya saja namun pengetahuan mengenai konsepnya minim sekali, dan beberapa lainnya malah tak suka dua-duanya. Hehe. Ohya, ada yang kurang, yaitu mahasiswa yang pemahaman akan konsep dan implementasi sama-sama baiknya. Ini baru jagoannya.
Tadi, malahan saya sempat dikejutkan dengan “sesuatu hal”, bahwa saya sepertinya memiliki sedikit kendala pada konsep. Sesuatu yang terlihat kurang menyenangkan, apalagi melihatnya secara langsung, apalagi mendapatkannya. Hahaha. Sudahlah, saya harus terima hal tersebut dengan pembesaran hati (maksudnya berbesar hati). Sebenarnya ini berbicara mengenai ujian pada mata kuliah tertentu. Saya akui memang mata kuliah tersebut kebanyakan berbicara mengenai seputar konsep dan teman-temannya. Entahlah apa yang sedang saya pikirkan pada saat itu, ketika hari H berlangsung saya mulai lengah dan menjadi tidak berdaya terhadap tantangan-tantangan yang datang. Alhasil, pada saat itu pula, saya sudah bisa menebak bagaimana cerita endingnya. Ternyata tebakan saya memang terbukti benar. Horee 😐
Saya coba flash back kembali. Sampai detik ini, banyak sekali hal yang sudah saya pelajari. Tetapi, bila dibandingkan dengan kalian, mungkin “banyak” menurut versi saya pasti masih terhitung “sedikit” atas apa yang telah kalian lakukan selama ini. Dari banyak hal tersebut juga saya seringkali melakukan kesalahan yang cukup fatal. Saya hobi sekali melakukan kegiatan “lompat-melompat”, maksudnya dalam mempelajari sesuatu hal seringkali melompati bagian-bagian di dalamnya. Apa jadinya? Pemahaman saya mengenai konsep terebut menjadi kurang maksimal, malah bisa saja minim. Berarti, saya masih belum sepenuhnya memegang sesuatu yang bernama konsep tersebut. Kelemahannya adalah saya seringkali lupa mengenai apa yang telah saya pelajari tersebut. Seseorang yang sering latihan saja mungkin masih suka lupa, bagaimana dengan yang tidak sering latihan? Bagaimana juga yang suka mempelajarinya setengah-setengah?
Dengan kurangnya pemahaman mengenai konsep, pasti akan merepotkan pada saat pengimplementasiannya. Apabila diibaratkan dengan mengerjakan soal di buku, berarti saya masih harus membolak-balikkan lembar halaman tersebut untuk menyelesaikan soal-soal yang ada. Merepotkan sekali, bukan? Terlihat sekali ketidak-efisiensiannya.
Saya jadi sadar akan satu hal, bahwa pengetahuan akan konsep itu penting. Saya ucapkan sekali lagi, PENTING. Konsep itu memegang peranan penting dalam implementasi. Kalau biasanya, “tanpa konsep yang baik” nantinya dalam hal pengimplementasiannya berjalan hebat, mungkin dengan “konsep yang baik” semuanya bisa menjadi lebih hebat, cepat, dan akurat. Saya seharusnya juga mulai merubah dan memperbaiki lagi cara pandang saya terhadap sesuatu masalah. Kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan terus berpegangan dengan konsep yang ada. Karena alasannya kan hanya satu, yaitu kemudahan, men.
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024