Hari-hari berlalu begitu cepatnya. Sungguh tak terasa sekali. Ia melaju begitu kencangnya, sampai-sampai ia tak peduli terhadap sekelilingnya. Mungkin sudah cukup banyak sekali pengalaman, pelajaran, dan pengetahuan yang mengalir deras ke dalam diri kita masing-masing. Saya sendiri pun merasa ada banyak sekali hal-hal penting yang terlewatkan begitu saja.
Saya memang bukan seorang pengamat ulung, yang setiap kali terus mengamati keadaan-keadaan sekitar, baik itu yang penting sampai yang tidak penting. Saya juga bukan seorang pengacuh ulung, yang kerjaannya mengacuhkan keadaan sekitar, mengasingkan diri dari keramaian, dan selalu sibuk dengan kegiatannya dan seakan-akan tak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Mungkin lebih tepatnya saya berada di tengah-tengah kedua kategori tersebut.
Saya mengamati apa yang mau saya amati. Saya mengacuhkan apa yang mau saya acuhkan. Apapun itu, tergantung dengan kata hati saya sendiri. Saya menjalani kehidupan dengan mengalir begitu saja, namun terkadang juga dengan perencanaan yang begitu rincinya. Suka-suka, mungkin itu istilah yang tepat untuk menggambarkannya. Entah kenapa hidup itu menjadi terasa lebih nikmat.
Hidup itu diciptakan memang untuk dinikmati, bukan? Untuk apa bersedih, kalau-kalau bersedih itu tak akan merubah semuanya. Percuma.. Sayang sekali apabila air mata dibiarkan jatuh begitu saja. Jatuh, kemudian kau usap. Jatuh lagi, kemudian kau usap lagi. Terus saja kau ulangi sampai air matamu kian hari kian menipis. Memangnya tak ada cara lain, selain menumpahkan segala persoalan dengan kesedihan? Padahal sudah lama sekali matahari pagi menanti wajah ceriamu untuk dapat bermain bersama kembali.
Hidup itu memang tak se-indah bola mata kekasihmu. Tak se-menawan juga dengan senyuman pujaan hatimu. Kadangkala kita merasa di atas, terbang dengan nyaman mengitari seluruh tempat-tempat terindah dan terbaik yang pernah ada. Tapi, kadangkala pula kita merasa jatuh sejatuh-jatuhnya, seperti saat sedang terbang kemudian jatuh secara tiba-tiba. Bagaimana rasanya? Tentunya sakit. Tak semua orang tentu mengharapkan seperti itu. Kita sendirilah penentu kehidupan kita masing-masing.
Hidup suka-suka itu seringkali menenangkan jiwa para penganutnya. Pada intinya kita memanjakan keinginan dan menomorsatukan perasaan. Lalu untuk apa? Sebenarnya hanya untuk meletakannya di tempat yang paling indah untuk ditempati, paling sejuk untuk dihuni, dan paling damai untuk didiami. Iya, sesederhana itu.
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024