Ada belalang kecil, terperangkap. Saat ini ia bingung dan tak tahu sedang berada di mana. Pertama-tama ia diam sembari mengamati dunia sekitar. Bahkan, ia hanya diam saat saya mencoba untuk mendekatinya. Saya coba mengajaknya bermain, tetapi apa daya, ia masih saja diam.
Saya perhatikan lebih dekat lagi. Sekarang ia mulai bergerak. Posisinya yang tadi menghadap saya, kemudian berbelok membelakangi saya. Mungkin saja ia merasa ketakutan, atau mungkin ia merasa malu. Malu kalau ternyata sedang diperhatikan oleh lelaki yang sedang penuh ambisi ini.
Perlahan-lahan ia melaju. Jauh, jauh, dan semakin menjauh, walaupun jarak perpindahannya hanya seukuran jari orang dewasa.
Saya coba menghadangnya dari arah depan. Tiba-tiba ia berhenti, tak bergerak lagi sedikitpun. Aneh.. “Cemen sekali belalang ini. Beraninya kok hanya di belakang saja,” umpat saya dengan sedikit angkuh.
“Cemen sekali belalang ini. Beraninya kok hanya di belakang saja,”
Sekarang saya berusaha untuk menjauhi belalang tersebut. Tak lama, ia mulai melakukan lompat-lompat kecil. Mungkin ia sedang melakukan – apa itu yang dinamakan pemanasan.
Hap.. Hap.. Terdengar pelan suara langkah kaki kecilnya itu saat menginjak lantai.
Tiba-tiba ia mulai melakukan lompatan jauhnya itu. Saya kaget. Belum sempat saya mengejar, ternyata belalang tersebut telah meninggalkan saya, jauh di belakangnya.
Saya kaget. Belum sempat saya mengejar, ternyata belalang tersebut telah meninggalkan saya, jauh di belakangnya.
Dasar, belalang..
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024