Alasan jumlah following saya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah followers saya, itu sederhana, kok. Sesederhana pemikiran saya, kalau saya merasa perlu lebih banyak mendengar ketimbang ingin didengar.
Hampir semua orang pasti telah memiliki akun di media sosial. Tak hanya satu, menurut saya, pastilah lebih dari satu. Iya, tidak? Banyak sekali media sosial yang telah diciptakan oleh para developer untuk para pengguna. Kita sebut saja salah satu media sosial yang termasuk ke dalam kategori populer, yaitu Twitter.
Terdapat hal yang unik pada media sosial ini. Saya mulai mengenal kata “following” serta “followers” pun dari sini. Tak hanya twitter saja, kata-kata tersebut juga diikuti oleh media sosial lain, misalnya instagram. Ya, seperti biasa, sesuatu yang bisa diterima oleh banyak orang pun pasti akan menjadi trend dan diikuti oleh media sosial lainnya.
Yang saya ingin bicarakan kali ini bukan mengenai media sosial yang menggunakan sebuah konsep following dan followers, tapi lebih kepada persepsi seseorang dalam menanggapi following dan followers-nya pada masing-masing akun miliknya tersebut.
Saya, secara pribadi, tidak mempermasalahkan apakah followers saya sedikit atau banyak. Apabila saya perhatikan, pasti jumlah following saya selalu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah followers saya (Kalau tidak percaya cek saja akun twitter dan instagram milik saya. Dan jangan lupa follow. 🙂 ). Karena saya sendiri beranggapan bahwa saya membuat berbagai macam akun di media sosial yaitu untuk mendapatkan sebuah pelajaran. Zaman kan sudah canggih, bukan? Para pakar saja sudah banyak yang menyampaikan ilmunya melalui media sosial twitter. Sudah saatnya kita memperoleh berbagai ilmu tersebut dengan menggunakan teknologi yang sudah ada. Lagipula, mempelajari dari para pakarnya langsung itu pasti menimbulkan kesan yang berbeda dan sungguh luar biasa, bukan?
Saya ambil contoh, misalnya saya mem-follow akun twitter milik Bill Gates. Apa yang saya harapkan dari seorang Bill Gates? Tentunya saya ingin mendapatkan update-an terbaru mengenai kisah-kisah hidupnya saat ini yang tentunya sangat menginspirasi hampir setiap orang. Kemudian juga, saya mem-follow akun twitter milik Raditya Dika. Tentunya, saya mengharapkan lelucon-lelucon miliknya untuk kemudian ke depannya saya bisa memberikan lelucon yang sama tersebut kepada teman-teman saya ketika sedang berkumpul. Dengan mem-follow orang-orang yang hebat, mungkin kita bisa tertular hebat.
Dan saya tidak ragu untuk seringkali mem-follow banyak akun. Mengapa? Karena saya ingin belajar banyak dari mereka. Saya ingin mengetahui bagaimana mereka menghabiskan waktu di dunia ini, bagaimana mereka memandang hidup versi mereka sendiri dengan tweet-tweet yang mereka lontarkan.
Saya juga tak habis pikir dengan beberapa orang yang tidak mau mem-follow seseorang. Apa alasannya? Mereka ternyata takut jumlah following mereka melebihi jumlah followers mereka. Mereka memiliki pemikiran bahwa apabila jumlah followers-nya tidak lebih banyak dari jumlah following-nya maka mereka berarti jauh dari kata populer. Ada-ada saja.. Mau jadi artis, ya? Lebih baik ikut casting saja sana dan buktikan kemampuan acting kalian. Hehehe.
Saya pikir daripada seperti itu, lebih baik kita membuka pikiran kita dengan mem-follow beberapa akun milik orang-orang sukses atau yang bisa memberikan inspirasi kepada kalian. Urusan followers banyak itu nomor dua. Kita perbaiki diri kita dulu untuk memantaskan kita mendapatkan banyak followers. 🙂
“Loh, tapi kok bisa ada seseorang, yang padahal biasa-biasa saja, tapi memiliki followers yang luar biasa banyaknya. Siapakah dia?”
“Ohh, itu.. Itu mah pasti seleb tweet. Gak usah kaget..” 🙂
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024