“Aku Cemburu” ini tercipta begitu saja ketika saya sedang menikmati sajak-sajak dari Sapardi Djoko Damono. Pada salah satu bukunya, “Hujan Bulan Juni”, terdapat salah satu review yang ditulis oleh Goenawan Mohamad. Beliau mengatakan,
“Sajak-sajak 1971 umumnya adalah sajak-sajak yang bila dibaca penyair lain akan menimbulkan seru, ‘Mengapa saya tidak menulis seperti itu tentang itu!’. Dengan kata lain, merupakan puisi-puisi yang harus (karena layak) dicemburui…” (Goenawan Mohamad)
Benar sekali. Setelah saya membaca sebagian besar sajak-sajaknya, saya langsung bergumam, “Mengapa saya tidak menulis seperti itu, tentang itu!” Karya-karyanya memang layak untuk dicemburui.
AKU CEMBURU
oleh: Mahisa Ajy
Aku cemburu
pada kata-kata
yang selalu terangkai manis olehmu
Aku cemburu
gadis-gadis berdatangan
masih penasaran dengan rayuanmu
Aku cemburu
dengan kesederhanaanmu
yang kau lukiskan dalam setiap perkataan dan perbuatan
Aku cemburu
sentuhan katamu
menyadarkan
Aku cemburu
mengapa aku tidak menulis
seperti itu dan tentang itu
Aku cemburu
sungguh
hei penyair, karya-karyamu memang layak dicemburui
13 September 2014
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024