“Internet memang memberikan kemudahan dan kesenangan, tapi juga mengorbankan kemampuan kita dalam berpikir secara mendalam.”
The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains by Nicholas Carr
My rating: 4 of 5 stars
“Apakah internet mendangkalkan cara berpikir kita?
Internet memang memberikan kemudahan dan kesenangan, tapi juga mengorbankan kemampuan kita dalam berpikir secara mendalam.”
“Membaca buku cetak membuat kita dapat memfokuskan perhatian, mendorong aktivitas berpikir mendalam dan kreatif. Sebaliknya, Internet memaksa kita menelan informasi secara instan, cepat, dan massal sehingga membuat pikiran kita mudah teralihkan. Kita menjadi terbiasa membaca serba kilat dan cepat menyaring informasi, tapi akibatnya juga kehilangan kapasitas kita untuk berkonsentrasi, merenung, dan berpikir mendalam.”
Dalam membaca buku ini, (sebagai pengguna internet sehari-hari) tentu saja saya harus membuka pikiran saya lebar-lebar. Karena hampir secara keseluruhan penulisnya memaparkan dampak-dampak dari penggunaan internet.
Terlalu seringnya kita bergantung dengan internet, ternyata mempengaruhi cara otak kita dalam berpikir. Sebagai contoh, sekarang ini kita mulai bergantung pada perangkat GPS yang digunakan untuk memandu perjalanan. Pakar ilmu saraf, Eleanor Maguire, mengkhawatirkan bahwa navigasi GPS bisa memiliki efek yang besar terhadap neuron para supir taksi. Jika mereka semua mulai menggunakan GPS, basis pengetahuan itu akan menjadi lebih sedikit dan mungkin akan mempengaruhi berbagai perubahan otak yang akan kita saksikan. Para supir tersebut akan terbebas dari kerja keras mempelajari jalanan kota, tetapi mereka juga akan kehilangan keuntungan mental khas dari pelatihan itu. Otak mereka akan menjadi kurang menarik.
Namun, bukan berarti kita harus “menjauh” dari teknologi internet. Kita memang harus bijak dalam menggunakan suatu teknologi. Jangan lihat sisi positifnya saja, perhatikan juga sisi negatifnya. Dengan begitu kita menjadi lebih waspada terhadap teknologi internet yang ternyata seperti memiliki “dua mata pisau”.
“Ketika kita mulai bergantung pada komputer untuk menjadi perantara pemahaman kita tentang dunia, jangan-jangan kecerdasan kita sendirilah yang nantinya akan berubah menjadi kecerdasan buatan.”
Waspadalah.
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024
kalau saya lebih suka baca buku karena gk sakit mata klo internet ribet
Hehe iya benar, membaca buku fisik memang lebih nyaman. 🙂
Tapi kita juga jangan tutup mata dengan kehadiran internet, karena semua informasi ada semua di sana hehe..