Teruntuk sesuatu yang belum menjadi nyata,
Hei, mimpi, bagaimana mimpimu hari ini? Mimpi memiliki mimpi, kedengarannya memang aneh. Tapi, aku selalu percaya bahwa siapapun boleh bermimpi. Bukan hanya boleh, melainkan harus. Iya, termasuk kamu.
Sudah sejak lama sebenarnya aku ingin bertanya padamu. Sudah tepatkah apa yang aku impikan sekarang ini? Apakah kau berani menjamin mimpiku ini adalah yang terbaik bagiku kelak?
Aku tak ingin lagi salah bermimpi. Beberapa kali mimpiku gagal. Kenyataan memang terlalu pahit bila dibandingkan dengan apa yang kita impikan. Bahkan lebih pahit dibandingkan dengan kopi terpahit sekalipun. Kalau kopi, hanya terasa pahit di lidah. Sementara, mimpi yang tak menjadi nyata, terasa pahit disekujur tubuh.
Aku termasuk orang yang suka mengoleksi dirimu. Aku memang serakah. Tapi, semakin lama aku sadar. Aku tak bisa memilikimu sebanyak yang aku mau. Sekarang aku mulai memilah dan memilih mana yang terbaik untukku dan untuk masa depanku. Maafkan aku jika aku mulai mengabaikan beberapa di antara kawananmu. Aku ingin memilikimu dengan kualitas, bukan kuantitas.
Mimpiku, berjalanlah menuju kenyataan. Kalau kau tak sanggup, aku tak akan segan untuk membantu. Kalau perlu, akan kugendong kau di bahuku. Aku akan berlari sekencang mungkin. Percayakan pada setiap langkah kakiku ini.
Aku selalu percaya. Suatu saat nanti kamu pasti akan menjadi nyata. 🙂
dari aku, sang pemimpi ulung
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024
- Pemanfaatan OSM dalam Mendukung Pemenuhan Data Spasial di Instansi Pemerintah Indonesia - January 13, 2024
maz bangun maz, nulis lagi ya maz
Tentu, kak ika. Hehehe.
semangat meraih mimpi
Mantap banget