Bismillaah.
Pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi sedikit mengenai kisah seorang sahabat Nabi yang bernama Zubair bin Awwam. Tulisan ini juga untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru ngaji saya, yang diharuskan untuk menceritakan kisah tentang sahabat nabi.
Sungguh saya beruntung sekali bisa mengetahui kisah dari Zubair bin Awwam. Saya pertama kali mendengarnya melalui video ceramah Ustadz Khalid Basalamah. Ustadz Khalid memang sering menceritakan kisah-kisah sahabat nabi, yang Anda juga dapat lihat di video youtube.
Ini link video kisah tentang Zubair bin Awwam:
Zubair bin Awwam lahir 28 tahun sebelum Hijrah. Beliau wafat tahun 36 Hijriah tepatnya 656 Masehi. Zubair masuk islam di umur yang masih muda, yaitu 15 tahun.
Zubair bin Awwam merupakan sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Ibunya bernama Shafiyyah binti Abdul Muthalib, yang merupakan kakak dari Abdullah, bapak Nabi Muhammad SAW. Ayahnya Zubair meninggal sejak Zubair masih kecil dan belum masuk islam. Sementara ibunya Alhamdulillah sempat masuk islam.
Zubair tumbuh besar dan tidak pernah takut selain kepada Allah SWT. Ibunya fokus mendidik anaknya dalam masalah agama. Menanamkan kepada anaknya untuk menganut agama islam. Ibunya terkenal karena ketegasannya dalam mendidik Zubair. Ibunya selalu menanamkan kepada anaknya untuk hanya takut kepada Allah dan Rasulnya.
Ia termasuk salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk syurga walaupun ia belum meninggal dunia.
Zubair bin Awwam rajin sekali bersedekah. Zubair memiliki 1000 orang hamba sahaya yang didapat dari peperangan kaum muslimin melawan pasukan kafir. Ketika kaum muslimin menang, lalu pasukan kafir menjadi hamba sahaya dari kaum muslimin. Hamba sahaya ini dipekerjakan oleh Zubair, dari hasil kerja hamba sahaya didapatlah keuntungan. 50% untuk hamba sahaya dan 50% untuk Zubair. Semua keuntungan yang diperoleh dari Zubair, semuanya disedekahkan di jalan Allah.
Zubair memiliki 20 orang anak, diantaranya berjumlah 11 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Zubair menikah dengan 7 orang wanita. Tentu tidak semuanya menjadi istri secara bersamaan karena batas istri dalam islam yaitu sebanyak 4 orang.
Zubair mendapatkan jaminan mati syahid dari Rasulullah. Oleh karena itu dalam setiap peperangan, beliau selalu bersungguh-sungguh dan totalitas. Karena dalam perang hanya ada dua opsi, yang pertama kita menang, dan yang kedua kita mati syahid. Tidak ada yang namanya kekalahan dalam islam.
Zubair bin Awwam sangat rindu untuk syahid. Zubair sampai memberikan seluruh nama anaknya dengan nama-nama orang yang mati syahid. Ia berkata, “Thalhah bin Ubaidillah memberi nama anak-anaknya dengan nama nabi-nabi padahal tidak ada nabi setelah Muhammad saw. Karena itu, aku memberi nama anak-anakku dengan nama para syuhada dengan harapan mereka syahid.”
Ada yang diberi nama Abdullah dari nama Abdullah bin Jahsy. Ada yang diberi nama Mundzir dari nama Mundzir bin Amru. Ada yang diberi nama Urwah dari nama Urwah bin Amru. Ada yang diberi nama Hamzah dari nama Hamzah bin Abdul Muthalib. Ada yang diberi nama Ja’far dari nama Ja’far bin Abi Thalib. Ada yang diberi nama Mushab dari nama Mushab bin Umair. Ada yang diberi nama Khalid dari nama Khalid bin Sa’id. Seperti itulah, semua anaknya diberi nama dengan nama-nama para syuhada dengan harapan bisa syahid seperti mereka.
Rasulullah sangat sayang kepada Zubair. Beliau bahkan pernah menyatakan kebanggaannya atas perjuangan Zubair. “Setiap nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam.”
Itulah sedikit kisah dari Zubair bin Awwam. Mohon maaf bila yang saya tuliskan ini sangat jauh dari kata sempurna. Semoga dapat kita ambil pelajaran dari kisah beliau dan menginspirasi kita semua. Aamiin.
Latest posts by mahisaajy (see all)
- Instalasi SAC (Seismic Analysis Code) di MAC untuk Analisis Seismik - December 5, 2024
- Selamat Purna Tugas - November 19, 2024
- ESRI Professional Fellowship Program 2023 - January 14, 2024