Penghilang Sinyal untuk Ketenangan dan Kekhusyukan

Hari ini, saya baru saja menghadiri acara pernikahan saudara saya. Kebetulan saudara saya ini beragama non muslim. Alhasil, Ijab Qabul (ini dalam agama Islam, kalau dalam agama Katholik maaf saya belum tahu istilah namanya apa) diselenggarakan di Gereja yang berada tak jauh dari rumahnya.

Saya datang kesana bersama dengan saudara-saudara yang lain. Saya penasaran dengan tempat ibadah mereka karena memang saya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki disana.

Sesampainya disana, saya memasuki ruangan bersama dengan yang lain. Ketika saya hendak melihat handphone, muncul hal aneh yang tak biasa. Tiba-tiba sinyal handphone yang tertera di layar pojok kiri atas menghilang begitu saja.

“Hah, ada apa ini?” pikir saya heran.

Tak lama kemudian saudara saya menghampiri dan memberitahukan mengenai sesuatu hal.

“Oi, kalo mau nelfon atau sms agak menjauh ya dari ruangan ini, soalnya disini ada alat semacam penghilang sinyal gitu. Tolong kasih tau juga ke yang lain yaa.”

Ooh ternyata. Pantas saja, saya pikir ada apa gerangan dengan hilangnya sinyal handphone secara tiba-tiba. Ternyata ada toh alat semacam itu.. Ohya, nama alat untuk penghilang sinyal Handpone ini disebut Jammer.

Setelah itu saya langsung menggerakkan otak saya beberapa langkah ke depan mengenai kenapa alat ini dipasang di tempat ini. “Fokus” sih pada intinya. Supaya orang-orang yang hadir ke ruangan Gereja ini bisa fokus beribadah. Tidak boleh itu salah seseorang sms-an atau sekedar internetan dikala yang lain sedang beribadah. Sekaligus juga menjaga ketenangan, karena adakalanya seseorang lupa untuk men-silent-kan handphone-nya tersebut.

Tak hanya di tempat ibadah, alat penghilang sinyal ini juga bisa digunakan di berbagai macam tempat. Misalnya di ruang rapat, agar rapat berjalan sebagaimana semestinya, supaya rapat itu tidak bisa diganggu apabila memang sangat penting sekali. Kemudian juga di SPBU, karena dering dan sinyal Handphone dapat menimbulkan kecelakaan yang tentunya tidak kita inginkan. Buktinya di SPBU seringkali terlihat larangan menggunakan handpone saat mengisi bahan bakar. Atau yang lebih mengerikan lagi apabila alat ini digunakan di kampus-kampus. Apalagi saat ujian, yasalam deh.. Jadinya saat ujian gak bisa sms-an sama si Siti untuk tanya jawaban. Gimana tuh, men? Gagal ujian deh nanti. Hehe..

Karena status saya masih sebagai mahasiswa, jadi bagaimana perlu tidak dipasang alat ini saat sedang dilaksanakan ujian, baik di sekolah maupun universitas? 🙂

The following two tabs change content below.

mahisaajy

PMG Ahli Pertama, Bidang Manajemen Database at BMKG
Seorang pemuda luar biasa yang mempunyai hobi menulis, membaca, dan bermusik. Tertarik dengan bidang ilmu komputer untuk memecahkan beberapa persoalan. Co-Founder Triglav ID dan Co-Founder METLIGO. Sejak tahun 2018 bekerja di BMKG di bagian Pusat Database.

Leave a Reply

%d bloggers like this: